Pentaskan “Wingit” saat Milangkala ke-66, Studiklub Teater Bandung Buktikan Tetap Eksis di Bawah Kolong Langit

Jumat, 1 Nov 2024 16:16
    Bagikan  
Pentaskan “Wingit” saat Milangkala ke-66, Studiklub Teater Bandung Buktikan Tetap Eksis di Bawah Kolong Langit
Agus Wahyudi

Pentas Wingit oleh Studiklub Teater Bandung

SUKABUMITREN.COM - Bulan Oktober 2024 yang baru sehari berlalu, ditutup dengan penuh kesan dan kenangan indah oleh para pegiat teater yang tergabung dalam Studiklub Teater Bandung (STB). Selama dua hari di pengujung bulan itu, yakni Rabu dan Kamis, 30 dan 31 Oktober 2024, STB menghelat pementasan sebuah lakon bertajuk “Wingit” di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung.

Pementasan ini sekaligus menandai “milangkala” atau ulang tahun STB ke-66, yang sejatinya jatuh pada 13 Oktober 2024. Melalui pementasan ini, para pecinta teater tidak hanya berkesempatan untuk menyaksikan salah satu karya terbaik STB, namun juga merayakan perjalanan panjang STB di dunia teater Tanah Air.

undefinedundefinedPementasan menandai usia STB ke-66

Baca juga: Kunker ke Kejari Kota Banjar, Ciamis, dan Kota Tasikmalaya, Kajati Jabar Imbau Pegawai Jauhi Judol dan Narkoba

Selama dua hari itu, Gedung Kesenian Rumentang Siang yang didirikan pada 1935 pun selalu penuh terisi oleh para penggemar dan penonton teater. Mereka datang dari berbagai kalangan: tokoh, akademisi,  seniman, dan pegiat teater.

Hadir pula para mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai kampus di Bandung, semisal Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Padjadjaran (UNPAD), serta dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

undefinedundefinedGedung Kesenian Rumentang Siang (atas), serta Penulis (paling kiri) bersama para seniman

Baca juga: Kesempatan bagi Mahasiswa-Mahasiswi Sukabumi: Lowongan Magang Kerja di PT Freeport

Lakon berjudul “Wingit” itu disutradarai IGN Arya Sanjaya, serta diperankan dua aktor kawakan, yakni Sugiyati Suyatna Anirun dan Gatot W. Dwiyono. Lakon ini diadaptasi dari konsep “haiku”, sebuah bentuk puisi Jepang yang identik dengan kesederhanaan dan sarat makna. Naskah yang ditulis pun mengajak penonton untuk merenungi kehidupan, melalui simbolisme dan keindahan bahasa.

“Wingit” mengisahkan dialog antara seorang penyair dan seorang perempuan misterius di sebuah taman. Percakapan kedua tokoh ini menyelami tema kehidupan, yang diadopsi dari perbincangan dalam kitab “Ganecha Tattwa”.

Baca juga: Sebelum Masuk Panti Rehabilitasi, ODGJ Pemanjat Pohon Kelapa Sempat Curi Truk di PLTU Palabuhanratu Sukabumi

Dengan latar belakang alam semesta yang penuh rahasia, “Wingit” menggambarkan perjalanan manusia sedari lahir hingga mati. Hidup seolah-olah adalah sebuah pertanyaan, dan tindakan manusia adalah jawabannya.

undefinedundefinedundefined"Wingit" diperankan dua aktor kawakan, Sugiyati Suyatna Anirun dan Gatot W. Dwiyono

Salah seorang pemeran utama “Wingit”, yakni Sugiyati Suyatna Anirun, pun berkesempatan berbagi pandangan dengan Penulis mengenai pengalamannya tampil dalam lakon itu.

Baca juga: Lowongan Kerja bagi Warga Sukabumi Update ke 12

“Kalau tahun lalu saya hanya bermain-main di pentas ‘Pagi Bening’, kali ini ‘Wingit’ menuntut keseriusan total. Ini seperti pendadaran tentang hakekat perjalanan hidup manusia,” tutur Yati, demikian panggilan akrab Sugiyati, yang kini telah genap berusia 80 tahun.

Yati menilai, eksistensi STB yang telah bertahan hidup selama 66 tahun adalah anugerah yang luar biasa. Ketika komunitas teater lain mengalami jatuh-bangun, datang sebentar dan pergi selamanya, STB justru terus mampu berkarya dan mempertahankan kehadirannya di dunia seni teater Indonesia.

Baca juga: Diduga Gangguan Jiwa, Pemanjat Pohon Kelapa asal Sumbar Dirawat di Panti Rehabilitasi Sukabumi

“Agak miris melihat teman-teman seniman lain yang gugur satu per satu. Ini hukum alam yang tak bisa ditolak,” ungkap Yati, yang adalah juga istri dari salah seorang pendiri STB, yakni Suyatna Anirun.

undefinedundefinedundefinedSugiyati Suyatna Anirun saat berperan dalam "Wingit" (kimono merah), dan bersama Penulis

Bersama enam tokoh teater berpengaruh lainnya, yaitu Jim Lim, Sutardjo A. Wiramihardja, Adrian Kahar, Tin Srikartini, Thio Tjong Gie (Gigo Budi Satiaraksa), dan Soeharmono Tjitrosuwarno, Suyatna Anirun mendirikan STB pada 13 Oktober 1958.

Baca juga: Lowongan Kerja bagi Warga Sukabumi Update ke 11

Sejak awal berdiri, STB dikenal fokus pada aspek artistik, dan juga memberikan ruang bagi para seniman muda untuk belajar dan berkembang bersama. Berkat STB, lahirlah kemudian sejumlah seniman seperti Rahman Sabur, Sis Triadji, Yoyo C. Durachman, Iman Soleh, dan masih banyak lagi seniman lainnya.

undefinedArsip kenangan masa lalu STB yang disimpan Penulis

Dalam hal karya, sebagai kelompok studi teater modern, STB dikenal dengan karya-karyanya yang tidak selalu berfokus pada isu sosial-politik. STB juga kerap mengeksplorasi nilai-nilai yang mendalam dan sarat makna kehidupan, melalui berbagai naskah lokal maupun internasional.

Baca juga: Promosikan Situs Judi Online, 2 Selebgram Perempuan Berusia 18 Tahun Ditangkap Polres Sukabumi

Ciri khas STB pun senantiasa terlihat dalam setiap pentas realisme yang mereka gelar. Pentas-pentas itu selalu penuh dengan kepekaan dan keindahan visual, terutama kala dipimpin oleh sutradara utama STB, Suyatna Anirun.

undefinedundefinedTulisan kenangan di media cetak mengenai STB, koleksi Penulis

Alhasil, usia 66 tahun yang kini genap diraih STB pun layak disebut sebagai pencapaian luar biasa bagi sebuah komunitas seni. STB yang lahir dari semangat kreativitas para pendirinya pada 66 tahun silam, terbukti telah menjadi ikon dalam geliat kehidupan teater di Bandung, sekaligus memberikan kontribusi besar bagi perkembangan teater modern Indonesia.

Baca juga: Bermula dari “O Dat Ding”, Jadilah Odading Tenar Hingga Era “Kaum Mendang-mending”

Dan “Wingit”, adalah bukti lain dari kekuatan eksistensi STB di bawah kolong langit, dalam usia ke-66 tahunnya itu. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Dikemudikan Pelajar 22 Tahun, Mobil Pengangkut Pupuk Terguling di Palabuhanratu Sukabumi
Kecelakaan di Jalan Suryakencana Cibadak Sukabumi, Seorang Penumpang Sepeda Motor Meninggal Dunia
Digelar pada Malam Panjang, “Subang Nyeni” Ke-11 Sukses Hibur Warga Subang

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Minggu, 22-Dec-2024 09:54
Info Lowongan Kerja
Potret Getir SDN Cijaksa Tegalbuleud Sukabumi: Nyaris Ambruk Terdampak Banjir
Kerjasama dengan FORKI Jabar, Kajati Jabar Buka “Garut Karate Open Championship II Tahun 2024”
Jelang Nataru 2024-2025, Satgas Pangan Polda Jabar Pastikan Ketersediaan dan Harga Bapokting Aman Terkendali

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Jumat, 20-Dec-2024 19:48
Info Lowongan Kerja
Kunjungi dan Berikan Sembako bagi Warga Korban Gempa di Kabupaten Bandung, Kajati Jabar: “Semoga Bermanfaat”
Rugikan Negara Rp 12,8 M, 2 Tersangka Korupsi Pembangunan RSUD Al-Ihsan Bandung Terancam 12 Tahun Penjara
Sambut Pemerintahan Baru Indramayu, Mushola Al-Muthmainah di Cikedung Lor Direnovasi Kian Ayu
Sambut Kunjungan Kerja Komisi Kejaksaan RI, Kajati Jabar: “Kita Diminta Merawat Public Trust”
Kampung Pintu Cibadak Sukabumi Geger, Ular Sanca Batik Ditemukan di Dapur Rumah Warga

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Rabu, 18-Dec-2024 10:28
Info Lowongan Kerja
Hilang 3 Hari, Lelaki Karyawan Swasta Ditemukan Meninggal dalam Sumur di Cicurug Sukabumi
Eksklusif!!! Foto-Foto Dramatis Evakuasi Ibu Hamil Korban Longsor di Pabuaran Sukabumi ke RSUD Jampangkulon
Ritual “Buang Uang” di Jembatan Sewo Subang-Indramayu: Dulu demi “Saedah-Saeni”, Kini Warga yang Menikmati
Lomba “Kiddies Wanna Be 2024” Sukses Digelar di Bandung, Simak Nama-Nama Pemenangnya

Info Lowongan Kerja

Rupa-Rupa Senin, 16-Dec-2024 15:14
Info Lowongan Kerja
HUT TNI AD ke-79, Penyanyi Hj. Aas Rolani Hibur Warga dan Anggota TNI AD di Pos Koramil Cikedung Indramayu