Bang Ben Setelah 29 Tahun Kepergian: Seniman Komplit-Plit yang Sulit Terlupakan dan Sulit Tergantikan

Kamis, 3 Oct 2024 13:17
    Bagikan  
Bang Ben Setelah 29 Tahun Kepergian: Seniman Komplit-Plit yang Sulit Terlupakan dan Sulit Tergantikan
Istimewa

Haji Benyamin Sueb, dengan ekspresi tawanya yang khas

SUKABUMITREN.COM - Haru-biru yang menyertai kepergian abadi artis Marissa Haque pada sepanjang Rabu, 2 Oktober 2024, bisa jadi masih akan dirasakan dunia hiburan Tanah Air hingga jangka waktu lama. Apalagi, kurang dari sebulan lalu, yakni pada 8 September 2024, mantan penyanyi cilik, Puput Novel, juga berpulang dengan meninggalkan berderet karya dan kenangan manis.

Karya dan kenangan itu, amat-sangat mungkin sulit diikuti atau bahkan dilampaui oleh para pendatang baru dunia hiburan dari era digital saat ini.  Masa silam dunia hiburan Indonesia, dengan para bintangnya yang kala itu berpendar terang, memang sulit terlupakan. Juga, sulit tergantikan.

Baca juga: Sebulan Kurang Sepekan, Dunia Hiburan Tanah Air Kehilangan 2 Artis Perempuan

Dan, salah satu sosok bintang yang sampai kini masih senantiasa disebut dalam kapasitas terpuji seperti itu, adalah Haji Benyamin Sueb. Hampir tak ada seniman yang talentanya sekomplit-plit tokoh yang akrab disapa Bang Ben ini.

Kelahiran Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939, Bang Ben sukses dalam beragam bidang kesenian yang ditekuninya. Menyanyi, melawak, main film dan sinetron, produser dan sutradara, pembawa acara, hingga penyiar radio.

undefinedBang Ben (berdiri paling kanan) semasa remaja, bersama Ibunda dan dua Kakak tercinta

Baca juga: Mobil Tabrak Sepeda Motor di Jalan Raya Sukabumi Bogor, 2 Pengendara Sepeda Motor Meninggal Dunia

Namanya pun kini masih senantiasa disebut oleh warga Jakarta atau luar kota, setiap kali melintasi jalan sepanjang 3,9 kilometer, yang membentang dari pintu keluar Jalan Tol Pelabuhan sampai persimpangan Jalan Kemayoran Gempol, Kebon Kosong, Jakarta Utara.

Jalan itu semula merupakan landasan pacu Bandara Kemayoran. Pada 6 Desember 1995, Pemerintah DKI Jakarta, melalui surat keputusan yang ditandatangani Gubernur Surjadi Soedirdja, menetapkan nama jalan itu menjadi Jalan Haji Benyamin Sueb. Saat itu, tepat tiga bulan setelah Bang Ben berpulang untuk selamanya dalam usia 56 tahun, di Jakarta, 5 September 1995.

undefinedJalan H. Benyamin Sueb di Kemayoran, Jakarta Utara

Baca juga: Kabar Duka: Artis-Dosen-Politisi Marissa Haque Meninggal Dunia

Penetapan nama jalan itu menunjukkan besarnya apresiasi pemerintah atas peran dan prestasi Bang Ben sebagai Seniman Betawi. Pernah menjalani profesi sebagai kondektur bis kota PPD, Bang Ben mengawali kariernya sebagai seniman dengan bekerja di Bagian Musik Kodam V Jaya, dan membentuk Orkes Kaleng untuk ngamen keliling kampung bersama saudara-saudaranya.

Pergulatan kesenian yang diawali dengan sederhana itu, pelan dan pasti melambungkan nama Bang Ben sebagai penyanyi gambang kromong ternama. Sebelum sampai di titik ketenaran itu, Bang Ben sempat pula tampil menyanyikan lagu-lagu Barat.

Baca juga: Dalam 10 Hari, 2 Warga meninggal Tertabrak Kereta Api di Perlintasan Tanpa Palang Pintu di Sukabumi

Ketika itu, tahun 1950-1960-an, Bung Karno tengah keras-kerasnya melarang penyanyi melantunkan lagu-lagu Barat, yang disebutnya sebagai musik “ngak-ngik-ngok”. Alhasil, Bang Ben pun kena tegur Bung Karno.

Teguran itu belakangan justru berbuah manis, karena memicu Bang Ben mencari musik alternatif, agar bisa tetap menyanyi. Dan, ditemukanlah musik yang “aman” serta pas kala itu, yakni gambang kromong.

undefinedundefinedAktivitas Bang Ben sebagai penyanyi

Baca juga: Kesaksian Warga di Perlintasan Tanpa Palang Pintu, “Saya Sempat Teriak, Kereta, Kereta”

Setelah Orde Lama selesai, Bang Ben tetap konsisten dengan gambang kromong, dan bahkan semakin mencorong. Lahirlah lagu-lagu yang sangat populer dan akrab di telinga masyarakat saat itu. Semisal lagu “Si Jampang” pada 1969, yang dapat dikatakan sebagai lagu yang pertama kali melambungkan nama Bang Ben.

Lagu yang mengaduk unsur rock, soul, dan blues ini, dinilai banyak pengamat musik kala itu, sebagai lagu gambang kromong versi modern. Lirik lagu ini, dan kemudian di seluruh lagu berikutnya, bertutur tentang masyarakat kelas bawah di sebuah kampung, yang tengah tumbuh menjadi Kota Metropolitan Jakarta.

Baca juga: Tabrak Kereta Api Bogor-Sukabumi, Pengendara Sepeda Motor Berusia 13 Tahun Meninggal Dunia

Terciptalah antara lain kemudian lagu-lagu lain seperti “Kompor Mledug”, “Main Panjat-Panjatan”, dan “Ondel-Ondel", yang seluruhnya berciri khas Betawi, lekat dengan budaya Betawi, serta bersyair Betawi. Irama lagunya bisa saja hardrock atau Melayu. Namun, gaya menyanyikannya tetap Betawi. Sehingga, sosok Bang Ben akhirnya benar-benar melekat di hati masyarakat Betawi.

Atas keberhasilannya itu, Bang Ben pada satu kesempatan pernah berucap, “Kalau Bung Karno nggak marahin atau melarang musik Barat kala itu, mungkin gue nggak nyanyiin lagu-lagu Betawi.”

undefinedundefinedundefinedundefinedundefinedAlbum kaset menyanyi Bang Ben

Baca juga: Diduga Terjatuh Saat Ambil Bambu, Lelaki 63 Tahun Ditemukan Meninggal di Saluran Irigasi Cikopak Sukabumi

Duet Melegenda Bersama Ida Royani

Seiring waktu, karier menyanyi Bang Ben kian mulus melaju bak di jalan tol, berkat duetnya dengan Ida Royani. Duet legendaris ini pernah amat-sangat populer di zamannya. Lagu-lagunya senantiasa menuai sukses dan luar biasa disukai ketika itu.

Sebut saja diantaranya: “Lampu Merah’, “Disini Aje”, “Timbel”, “Tukang Kredit”, “Dulpak Dulitem”, “Bul-Bul Efendi”, “Gerimis Aje”, “Jali-Jali”, dan masih banyak lagi lagu-lagu lainnya.

undefinedundefinedundefinedDuet dan album menyanyi Bang Ben bersama Ida Royani

Baca juga: Dikeroyok dan Dianiaya 4 Remaja di Cikole Sukabumi, Pemicu Peristiwa Ternyata Korban Sendiri

Keterkenalan duet ini kemudian berlanjut ke layar lebar. Tercatat sejumlah film pernah dibintangi Bang Ben dan Ida Royani. Semisal “Biang Kerok” pada 1972, serta “Buaye Gile”, “Tarsan Kota” dan Ratu Amplop” pada 1974. Duet ini juga tercatat pernah main bareng dalam sinetron berjudul “Mat Beken”.

undefinedundefinedFilm "Biang Kerok" yang dibintangi Bang Ben dan Ida Royani

Di jagat sinetron jugalah, nama yang semula tenar disapa Bang Ben kemudian berubah menjadi “Babe”. Generasi ’90-an lebih mengenal Bang Ben sebagai “Babe”, berkat kehadirannya sebagai “Babe Sabeni”, dalam sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” (SDAS).

Baca juga: Keroyok dan Aniaya Pengendara Sepeda Motor, 4 Remaja Belasan Tahun Diamankan Polres Sukabumi Kota

Sinetron garapan Rano Karno ini mengisahkan tentang kehidupan seorang pemuda bernama Doel dan keluarganya yang keturunan Betawi. Di tengah arus modernisasi kala itu, keluarga ini masih tetap kukuh mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya.

Tayang tujuh musim dengan 162 episode, SDAS mengukir rekor sebagai sinetron yang paling lama tayang di televisi. Bisa begitu, karena hampir semua tokoh utama mempunyai daya tarik masing-masing, tidak terkecuali Bang Ben sebagai “Babe Sabeni”.

undefinedundefinedSinetron SDAS yang melambungkan nama "Babe Sabeni"

Baca juga: Cuaca Ekstrim Landa Sukabumi, Rumah Warga 4 Desa dan Lapas di Kecamatan Warungkiara Rusak

Tercatat di dua musim pertama SDAS, “Babe Sabeni” rutin tampil dengan beragam tingkah dan celoteh kocaknya. Di tiap episode SDAS, “Babe Sabeni” seolah sudah memiliki rekaman kata-kata lucu di dalam ingatannya, yang langsung bisa “dituangkan” setiap berdialog tanpa panduan skenario dengan pemeran SDAS lainnya.

Selera humor Bang Ben memang sulit ditandingi. Siapa saja yang mendengarnya bisa langsung tertawa. Pengalaman merilis sekitar 75 album menyanyi, bermain di 53 film, serta sejumlah sinetron dan program televisi, membuat Bang Ben tertempa untuk punya koleksi humor yang lengkap, dan selalu sesuai dengan berbagai situasi.

undefinedundefinedundefinedundefinedundefinedFilm-film yang dibintangi Bang Ben

Baca juga: Cari Bibit Pecatur Anak Jalanan, Cibadak Catur Club Rutin Gelar Pertandingan di Emperan

Bens Radio, Peninggalan Bang Ben

Humor-humor khas itu kini masih bisa didengar melalui para penyiar Bens Radio 106,2 FM. Berdiri pada 5 Maret 1990 di bawah naungan PT Radio Bergaya Nyanyian Irama Sejati, content program radio ini sepenuhnya mewujudkan “roh” kesenimanan Bang Ben sebagai orang Betawi, pecinta budaya dan tradisi Betawi, serta bertutur dan berucap dengan Bahasa Betawi.

Panggilan seperti “Abang-None”, “Ncang-Ncing”, dan “Nyak-Babe”, adalah sapaan akrab yang khas dan selalu disampaikan penyiar bagi pendengar Bens Radio. Radio ini juga memiliki slogan khas yang selalu terngiang di telinga pendengarnya, yakni “Betawi Punye Gaye, Selera Siape Aje”.

Baca juga: KRYD Sabtu Malam Polres Sukabumi: Tindak Sopir-Kernet Mabuk, Pemuda Nongkrong, dan Angkutan Umum Berotator

Berkat spirit dari slogan ini, Bens Radio tumbuh menjadi pelestari budaya Betawi, serta menjadi wadah pemersatu untuk masyarakat Betawi, dan juga bagi seluruh masyarakat Indonesia.

undefinedLogo dan slogan Bens Radio

Sampai saat ini, Bens Radio sudah tiga kali mengalami perubahan frekuensi. Mulai dari 846 AM pada 1990-1992, saat berlokasi di Jalan Tarumanegara Nomor 45, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan. Kemudian 92,85 FM pada 1992-2004. Dan, sejak 1 Agustus 2004, menempati frekuensi 106.2 FM, dengan berlokasi di Graha Etnikom, Jalan Jagakarsa Nomor 39, Jakarta Selatan, pada 2005-2018.

Baca juga: Agar Hidup Tidak Semakin Pelik, Hindari Berkawan dengan Orang “Toxic”

Sejak awal 2018 sampai kini, Bens Radio kembali ke studio lamanya di Ciputat. Studionya di Jagakarsa telah berubah menjadi kafe bernama “Latar Kopi” dan “Soto Betawi Bang Yus”. Redaksi Bens TV pun tetap berkantor di Jagakarsa.

Demi melestarikan seni dan budaya lokal, Bens Radio bersinergi dengan radio-radio dari berbagai daerah dalam satu manajemen bernama Etnikom. Radio-radio yang tergabung dalam jaringan Etnikom ini adalah Bens Radio di Jakarta, ADS Radio (Cikampek), GSP Radio (Pamanukan), Cirebon Radio (Cirebon), Pasundan Radio (Cianjur), Serang Radio (Serang), Banten Radio (Cilegon), Krakatau Radio (Pandeglang), Sriwijaya Radio (Palembang), Baturaja Radio (Baturaja), Kayu Agung Radio (Kayu Agung), Serumpun Radio (Batam), dan Bandung Radio (Bandung).

undefinedundefinedPenghargaan dari televisi dan media bagi Bang Ben

Baca juga: Treatment di “Babylin Beauty Bar”: Bagi yang Ingin Secantik Selebgram dan Artis Tenar

Ibarat monumen, radio-radio itu adalah “monumen-monumen” yang diwariskan Bang Ben bagi para pecintanya. Warisan lainnya sudah pasti tak terhitung lagi. Kekuatan improvisasi dan komedi Bang Ben, adalah salah satunya, karena telah menginspirasi banyak seniman, termasuk seniman komedi Indonesia.

Nama Bang Ben pun telah diabadikan Majalah Rolling Stones Indonesia sebagai "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa". Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski) juga telah memberikan Anugerah Khusus Legend Awards, sebagai “Komedian Legendaris" yang menorehkan tinta emas dalam perjalanan sejarah seni komedi dan komedian Indonesia.

Baca juga: 6 Terduga Pelaku Penyerangan Pasar Cibadak Sukabumi Ditangkap Polisi, 1 Terduga Pelaku Berusia 16 Tahun

Dua puluh sembilan tahun setelah kepergiannya yang abadi, Bang Ben betul-betul tetap sulit terlupakan dan juga sulit tergantikan. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Hadapi Fenomena “Social Justice”, Ditreskrimsus Polda Jabar Gelar In-House Training Personil
Korupsi Rp 5,4 Miliar, 3 Mantan Pejabat RSUD Palabuhanratu Sukabumi Ditahan Polda Jabar
Dipindah ke Lapas Kebonwaru Bandung, Tersangka Korupsi PKBM Sukabumi Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
Bang Ben Setelah 29 Tahun Kepergian: Seniman Komplit-Plit yang Sulit Terlupakan dan Sulit Tergantikan
Sebulan Kurang Sepekan, Dunia Hiburan Tanah Air Kehilangan 2 Artis Perempuan
Mobil Tabrak Sepeda Motor di Jalan Raya Sukabumi Bogor, 2 Pengendara Sepeda Motor Meninggal Dunia
Kabar Duka: Artis-Dosen-Politisi Marissa Haque Meninggal Dunia
Dalam 10 Hari, 2 Warga meninggal Tertabrak Kereta Api di Perlintasan Tanpa Palang Pintu di Sukabumi
Kesaksian Warga di Perlintasan Tanpa Palang Pintu, “Saya Sempat Teriak, Kereta, Kereta”
Tabrak Kereta Api Bogor-Sukabumi, Pengendara Sepeda Motor Berusia 13 Tahun Meninggal Dunia
Diduga Terjatuh Saat Ambil Bambu, Lelaki 63 Tahun Ditemukan Meninggal di Saluran Irigasi Cikopak Sukabumi
Dikeroyok dan Dianiaya 4 Remaja di Cikole Sukabumi, Pemicu Peristiwa Ternyata Korban Sendiri
Keroyok dan Aniaya Pengendara Sepeda Motor, 4 Remaja Belasan Tahun Diamankan Polres Sukabumi Kota
Cuaca Ekstrim Landa Sukabumi, Rumah Warga 4 Desa dan Lapas di Kecamatan Warungkiara Rusak
Cari Bibit Pecatur Anak Jalanan, Cibadak Catur Club Rutin Gelar Pertandingan di Emperan
KRYD Sabtu Malam Polres Sukabumi: Tindak Sopir-Kernet Mabuk, Pemuda Nongkrong, dan Angkutan Umum Berotator
Agar Hidup Tidak Semakin Pelik, Hindari Berkawan dengan Orang “Toxic”
Treatment di “Babylin Beauty Bar”: Bagi yang Ingin Secantik Selebgram dan Artis Tenar
6 Terduga Pelaku Penyerangan Pasar Cibadak Sukabumi Ditangkap Polisi, 1 Terduga Pelaku Berusia 16 Tahun
Serang Warga di Pasar Cibadak Sukabumi, Terduga Pelaku: “Emang Janjian Mau Perang”