SUKABUMITREN.COM - Sabtu di pengujung pekan seperti hari ini, adalah waktu terbaik yang senantiasa dilewatkan oleh banyak orang untuk duduk-duduk saja di rumah, sembari menghibur diri dengan beragam sarana dan aplikasi digital.
Bila pilihannya adalah YouTube, dan kebetulan tinggal di Jawa Barat, maka mendengarkan acara “dongeng Sunda” sepertinya pas untuk mengisi saat-saat istirahat, setelah penat bekerja penuh waktu lima hari lamanya.
Nah, di YouTube, sejak 24 Juni 2021, ada sebuah program “dongeng Sunda” bertajuk “Dongeng Enteng Mang Jaya”, yang diasuh sesosok pendongeng Sunda legendaris berkelas Maestro bernama Mang Jaya.
Saat ini, akun channel Youtube dengan nama @MangJayaOfficial itu telah diikuti 91.800 subscriber, dengan jumlah tayangan 1.865 video, dan ditonton sebanyak 38.755.000 kali.
Baca juga: Sambut Hari Polwan ke-76, Kapolres Sukabumi Kota Gelar Bakti Religi di Masjid, Vihara, dan Gereja
“Dongeng Enteng Mang Jaya” yang sudah tayang di channel Youtube adalah:
* Akibat Tina Kahayang
* Babakti ka Lemah Cai
* Balik ti Nusakambangan
* Beurit Bodas
* Cipanon Indung
* Dedemit Curug Sanghyang
* Dedemit Guha Sancang
* Dodoja Ngahontal Bagja
* Duriat Pegat ku Pati
* Ganjaran
* Getih Jurig Hulu
* Hayang Beunghar
* Jaka Tarung
* Jawara Batu Karang
* Jawara Gunung Manglayang
* Jawara Haur Koneng
* Jawara ti Kuburan
* Kawin ka Tuyul
* Katideresa
* Lalampahan Si Komod
* Lodaya Mamalihan
* Lodaya Sakembaran
* Lodaya ti Pakidulan
* Lutung
* Mandraseta
* Musuh Warisan
* Maung Lodaya
* Nyi Mas Komala Marakayangan
* Palagan Sumedang Larang
* Panca Tunggal
* Panji Wanara
* Paremeun Obor
* Rampok Gerot Ciharendong
* Randa Bengsrat
* Rukmini Nagih Pati
* Sangsara Alatan Harta
* Saur Karuhun
* Si Kardun Munjung
* Si Komod
* Si Gagak Karancang
* Si Gombrang
* Si Tablo
* Sirod Jelema Gaib
* Talaga Hideung
* Tarung Pareubut Getih
Durasi “Dongeng Enteng Mang Jaya” ini biasanya mengudara selama 30 menit hingga satu jam pada setiap episodenya. Satu episode cerita biasanya memakan waktu tayang antara dua minggu hingga dua bulan lamanya.
Program “Dongeng Enteng Mang Jaya” ini juga sudah terdaftar hak patennya di Surat Pencatatan Ciptaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Baca juga: Apel Pagi Sat Lantas Polres Sukabumi, Kapolres Beri Penghargaan Kepada 4 Anggota Berprestasi
Pagar hukum ini memang sudah sepatutnya dimiliki, karena sosok dan eksistensi Mang Jaya di “dongeng Sunda” mempunyai sejarah sangat panjang, sehingga harus senantiasa dijaga kelestariannya.
Terlahir dengan darah Sunda yang kental
Lahir di Cigugur, Kuningan, 25 Agustus 1945, dengan nama Kuswadijaya, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Warsih yang asli Kuningan dan Jamsari asal Garut ini, tercatat mulai mencicipi bangku sekolah pada 1951.
Baca juga: Diduga Dibacok Sesama Pelajar, Seorang Pelajar Kelas 9 SMPN 1 Cicurug Sukabumi Meninggal Dunia
Saat itu, di usia masih enam tahun, Mang Jaya masuk Sekolah Rakyat (SR), yang kini setara dengan Sekolah Dasar. Selagi menempuh pendidikan SR itu, Mang Jaya dibawa pindah ke Bandung oleh orangtuanya, dan melanjutkan sekolah SR di Bandung hingga lulus pada 1957.
Selanjutnya, pada 1960, Mang Jaya lulus dari SMP BPI Bandung, serta SMA 5 Bandung pada 1963. Mang Jaya kemudian sempat kuliah di Jurusan Ekonomi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Namun, pada sekitar tahun 1965, Mang Jaya berhenti kuliah, karena saat itu banyak sekali demonstrasi yang mengganggu proses belajarnya di kampus.
Baca juga: Temui Korban Kebakaran di Desa Jayanti Sukabumi, Kapolsek Palabuhanratu Berikan Bantuan Sosial
Setelah berhenti kuliah, Mang Jaya mulai terjun ke dunia siaran radio pada 1968, dengan menjadi penyiar di sejumlah radio amatir di Bandung, seperti Radio Purnama (1969-1970), dan Radio Leidya (1970-1972).
Baru dua tahun menekuni profesi sebagai penyiar radio, yakni pada 7 September 1970, Mang Jaya menikah dengan mojang Bandung bernama Tati. Pasangan ini kemudian dikaruniai tiga buah hati dan beberapa orang cucu.
Baca juga: Temui Korban Kebakaran di Desa Jayanti Sukabumi, Kapolsek Palabuhanratu Berikan Bantuan Sosial
Anak-anak dan orang terdekatnya biasa memanggil Mang Jaya dengan Papa Jay. Sedangkan para cucu menyapanya dengan panggilan Yangki, alias Eyang Aki.
Dari Rasilima lahir “Dongeng Enteng Mang Jaya”
Enam tahun setelah menikah, yakni pada 1976, Mang Jaya memutuskan pulang kampung ke Cigugur, Kuningan, dan mendirikan radio sendiri bernama Radio Siaran Linggarjati Utama (Rasilima). Berawal dari Rasilima inilah, Mang Jaya mulai membawakan acara “dongeng Sunda” dalam siaran radionya.
Baca juga: Daftar Naik Nayor ke KPU Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri: “Saya Pelayan Rakyat”
Kala itu, era tahun 1980-1990-an, adalah masa jaya radio. Kekuatan gelombang siaran radio mampu menjangkau wilayah-wilayah terdalam di Tanah Air, tak terkecuali Jawa Barat dengan warganya yang dikenal guyub dan rukun. Sudah merupakan pemandangan biasa saat itu, melihat para warga duduk bersama di rumah, mendengarkan “dongeng Sunda” melalui radio kesayangannya.
Tua-muda ketika itu seolah dipersatukan kegemarannya pada “dongeng Sunda”. Sehingga, “Dongeng Enteng Mang Jaya” pun kemudian tumbuh menjadi program yang disukai beragam usia, dan merupakan salah satu acara siaran radio paling ditunggu pendengar di Jawa Barat.
Baca juga: KRD Bumi Geulis, Moda Transportasi Darat yang Pernah Tersohor bagi Warga Sukabumi dan Bogor
Jam siarannya sangat dinanti, karena bila ketinggalan sedikit saja, ceritanya tidak bisa diulangi lagi. Disiarkan oleh banyak stasiun radio, setiap kisah “Dongeng Enteng Mang Jaya” mampu memikat dan membius imajinasi pendengar setianya, baik itu cerita humor, horor, roman, dan juga silat.
Pendengar jadi seolah-olah berada dalam situasi yang sama dengan para tokoh imajinatif, yang tengah didongengkan Mang Jaya saat itu. Dalam dongeng-dongeng itu, Mang Jaya juga hampir tak pernah lupa menyisipkan beragam istilah khas Sunda, yang terkadang belum diketahui pendengarnya.
Baca juga: Daftar Pertama Bersama Andreas ke KPU Kabupaten Sukabumi, Asjap Optimis Raih 60-70 Persen Suara
Alhasil, dengan dongeng-dongengnya itu, Mang Jaya sekaligus juga mengajarkan kepada warga masyarakat, tentang undak-usuk atau tata bicara Bahasa Sunda yang baik dan benar.
“Dongeng Enteng Mang Jaya” masih jaya
Kini, setelah hampir 50-an tahun berlalu, kala radio kian termarginalisasi oleh perkembangan teknologi digital, popularitas Mang Jaya dan “Dongeng Enteng Mang Jaya” terbukti tak surut.
Baca juga: Mau Kenyang dengan Menu Enak dan Murah di Cileungsi Bogor? WA Pedrosa Catering!!!
Sebagaimana telah ditulis di awal artikel ini, akun channel Youtube dengan nama @MangJayaOfficial kini sudah diikuti 91.800 subscriber, dengan jumlah tayangan 1.865 video, dan ditonton sebanyak 38.755.000 kali.
Sama seperti masa jayanya di radio dulu, penonton setianya pun tidak hanya datang dari wilayah Kuningan saja, yang merupakan tempat tinggal Mang Jaya sekeluarga, namun juga menyebar dari seantero Jawa Barat, Indonesia, serta mancanegara.
Baca juga: GICC Diserahkan dari Bupati ke MUI, Kapolres Sukabumi Beri Apresiasi Positif
Atas prestasi dan dedikasinya itu, Mang Jaya kini mendapat kepercayaan di kepengurusan organisasi radio, yaitu menjadi Anggota Dewan Pengawas PRSSNI Pusat Periode 2023-2027. Organisasi Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) ini diketuai oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Mang Jaya juga telah meraih sejumlah penghargaan, yaitu:
~ Penghargaan tokoh yang turut serta menyebarkan program pembangunan daerah dari Bupati Kuningan, Undang Sunaryo, pada 1981
~ Anugerah Lifetime Achievement atas dedikasinya di dunia radio siaran dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, tahun 2017
~ KWK Award bidang Pelestarian Budaya sebagai Pelestari Basa Sunda Komunitas Wargi Kuningan (KWK), tahun 2018
~ Anugerah Budaya dari Dewan Kebudayaan Kuningan sebagai Pelestari Sastra dan Budaya Lisan, tahun 2021
~ Kuningan Award dari Bupati Kuningan, Acep Purnama, sebagai Penggiat Literasi Lisan, tahun 2022
Penghargaan-penghargaan itu, betapapun, adalah bukti pengakuan publik dan juga pemerintah atas ketekunan Mang Jaya dalam melestarikan “dongeng Sunda”.
Dongeng itu kini juga masih rutin dihadirkan Mang Jaya, dalam usianya yang sudah mendekati 80 tahun. Saat berbincang dalam satu kesempatan dengan Penulis, Mang Jaya mengaku punya resep manjur hingga tetap sehat di usia senjanya sekarang ini.
Baca juga: Ray Bachtiar: Hadirkan Indonesia dengan Karya dari Balik Mata Lensa
“Beribadah dan selalu bersyukur, serta olahraga jalan sehat, gowes bersepeda, dan rajin bercocok tanam di lingkungan rumah,” ucap Mang Jaya.
Sederhana saja. Sesederhana kisah-kisahnya dalam “dongeng Sunda”, yang selama sekian ratus purnama telah membuat para pendengarnya menanti dengan setia dan penuh rasa bahagia. (*)