SUKABUMITREN.COM - Menyajikan teh yang nikmat tidaklah semudah sangkaan orang. Guna mendapatkan teh yang nikmat beraroma, dengan rasa yang segar, dibutuhkan kecermatan dan juga ketelitian. Syarat utama ini terkait dengan penyajian teh premium.
Khusus bagi teh jenis ini, menyeduh teh tidaklah sekadar diberi air panas mendidih, agar menghasilkan cita rasa pahit, dan untuk mengurangi rasa pahitnya kemudian diberi gula.
Cara “sederhana” itu memang boleh dan sah-sah saja. Namun, sungguh sayang, bila cara itu diterapkan bagi teh yang dikemas dan diproduksi secara khusus, alias artisan tea atau teh premium.
Nah, untuk memahami bagaimana spesifikasi teh premium, serta cara menyeduh dan menikmatinya, ada sedikit pengetahuan untuk memahaminya.
Secara umum, tanaman teh terdiri dari jenis camelia sinensis dan camelia sinensis assamica. Saat ini, varietas camelia sinensis memiliki lebih dari 80 varian. Pohon teh ini berasal dari China. Sebagaimana dikisahkan dalam buku The Story in A Cup of Tea (Secangkir Kisah Pecinta Teh) karya Ratna Somantri, pada tahun 2.700 Sebelum Masehi, ada seorang Kaisar China bernama Shennung, yang juga ahli obat-obatan tradisional, sedang berjalan-jalan, dan kemudian beristirahat di bawah sebuah pohon untuk melepas lelah dan memasak air.
Saat itu pula, beberapa lembar daun pohon itu jatuh ke dalam air yang sedang direbus Shennung. Ketika air rebusan itu matang, Shennung pun terkejut. Karena setelah meminum air yang kejatuhan daun itu, tubuhnya jadi terasa kembali segar dan hilang rasa letihnya. Singkat cerita, daun yang terjatuh di panci air Shennung itulah yang kini dikenal sebagai daun teh.
Baca juga: Diduga Sopir Kurang Konsentrasi, Bus MGI Tabrak Pohon Mahoni di Jalan Raya Sukabumi-Palabuhanratu
Teh Masuk Indonesia
Sejak ditemukannya pohon teh tersebut, maka selain ditumbuh-kembangkan di China, pohon teh juga ditanam di banyak negara lain, termasuk di Indonesia. Sejarah kehadiran tanaman teh di Indonesia tidak terlepas dari peran seorang Jerman bernama Andeas Cleyer.
Pada 1684, Andeas membawa biji pohon teh dari Jepang, dan ditanam sebagai tanaman hias di Batavia (Jakarta). Pada 1694, seorang pendeta bernama F. Valentin melaporkan, ada tanaman perdu teh muda asal China yang tumbuh di Istana Gubernur Jenderal Champhuys di Batavia.
Baca juga: Menembus Waktu 62 Tahun Lalu: Praktek Membuat “Manisan Djahe” ala Mangle Oleh Teh Nata
Sejak 1827, tanaman teh mulai ditanam di kebun percobaan di Cisurupan, Garut, Jawa Barat, serta kemudian dikembangkan dalam skala besar di Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, dan di Raung, Banyuwangi, Jawa Timur. Itulah sejarah singkat tanaman teh dari jenis camelia sinensis.
Adapun tanaman teh dari varietas camelia sinensis assamica, menurut pakar teh, Satria Gunawan, masuk ke Indonesia pada 1877 dari Sri Lanka (Ceylon), berkat dikembangkan oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Selanjutnya, mulai 1910, varietas teh ini mulai dikembangkan pula di Simalungun, Sumatera Utara.
Baca juga: Sekilas Mengenai Jahe: Disukai Kong Hu Tju Hingga Penikmat Wedang Ronde
Sama seperti tanaman kopi, yang meski jenisnya sama, namun ditanam di lokasi dan ketinggian yang berbeda, akan beda pula rasa dan aromanya. Maka teh pun demikian: beda lokasi dan ketinggian, akan menghasilkan rasa dan aroma teh yang berbeda.
Secara umum, pohon teh bisa dikembangkan di dataran rendah (kurang dari 800 Mdpl), dataran menengah (800-1.200 Mdpl), dan dataran tinggi (lebih dari 1.200 Mdpl).
Karakter teh yang dihasilkan di dataran rendah, akan menghasilkan air seduhan yang lebih pekat dan kurang beraroma, namun dengan rasa tebal (lebih sepet atau pahit). Kenapa bisa begitu? Karena tanaman teh di dataran rendah lebih terinspirasi oleh sinar ultra violet dari matahari, dan oksigen yang lebih padat.
Baca juga: Menembus Waktu 62 Tahun Lalu: Praktek Membuat “Manisan Djahe” ala Mangle Oleh Teh Nata
Kondisi itu berbeda dengan tanaman teh yang dikembangkan di dataran tinggi, yang secara umum menghasilkan seduhan teh lebih cerah, dengan aroma lebih kuat, dan rasa lebih lembut.
Jenis Teh Menurut Proses dan Cara Seduh
Secara garis besar, menurut prosesnya, ada beberapa jenis teh. Seperti teh putih, atau disebut juga silver needle, yang terbuat dari hanya pucuk daun yang masih kuncup atau belum terbuka. Bentuk tehnya pun runcing seperti jarum. Bila diseduh, teh putih akan mengambang dalam posisi berdiri.
Baca juga: Rumah Warga di Kampung Selatamiang Terbakar, Kapolres Sukabumi Kota Beri Tali Asih
Teh putih biasanya diseduh dengan air bersuhu 70 derajat Celcius, dengan waktu seduh sekitar empat menit. Sebelum diseduh, teh putih dibilas dulu dengan air bersuhu 70 derajat Celcius selama sekitar 25-20 detik. Air bilasan kemudian dibuang, dan setelah itu baru teh yang sudah dibilas itu diseduh.
Secara umum, teh ini berwarna coklat bening, ada aroma buah, tidak pahit atau sepet, dan cenderung ada rasa manisnya. Teh putih ini cocok dinikmati pada sore hari.
Teh Hijau
Bisa jadi, inilah jenis teh yang sangat populer di kalangan masyarakat, utamanya mereka yang sedang diet. Teh hijau diyakini mampu meningkatkan metabolisme yang bisa membakar lemak di tubuh, karena mengandung antioksidan tinggi yang bisa menyegarkan dan menyehatkan.
Agar bisa dinikmati secara optimal, baik rasa maupun aromanya, teh hijau dianjurkan diseduh dengan air bersuhu 70 sampai 80 derajat Celcius, selama satu menit. Seduhan itu menghasilkan aroma khas teh hijau, yang tidak terlalu pahit atau sepet.
Baca juga: Mangga Dicobi Resep ti Mangle: Goreng Sangu Di-ontjoman
Teh Hitam
Jenis teh ini juga sangat populer di masyarakat. Memiliki banyak varian, baik yang berupa daun atau bubuk. Warna seduhan teh ini cenderung coklat tua, dengan rasa pahit atau sepet yang kuat. Teh hitam pas dinikmati pada pagi hari untuk booster tubuh, agar semangat dalam beraktivitas.
Teh hitam ini butuh suhu yang tinggi untuk mengoptimalkan cita rasa tehnya. Suhu yang tepat adalah sekitat 95 derajat Celcius, dengan waktu seduh dua menit. Sebelum diseduh, ada beberapa jenis teh hitam yang perlu pembilasan.
Baca juga: Keindahan Kenangan Tahun ’90-an: Era Kejayaan Media Cetak Hiburan
Teh Oolong
Sekilas, orang menilai teh ini sebagai merk atau nama dagang teh. Teh ini memiliki bentuk bulatan-bulatan kecil, dan paling nikmat diseduh dengan air bersuhu 80 hingga 95 derajat Celcius (tergantung jenisnya) selama dua menit. Sebelum diseduh, perlu dibilas air yang bersuhu sama, selama 10 hingga 15 detik. Teh ini memiliki aroma buah seperti strawberry.
Nah, teh dari jenis mana yang kini sebaiknya rutin diseduh dan dinikmati setiap hari? Silakan dipilih sesuai selera lidah dan juga hati. Salam seruput teh!!!(*)
*) Adi Pamungkas, pecinta dan penikmat teh