SUKABUMITREN.COM - Bahwa Nata Sofia Rubianto, atau akrab disapa Teh Nata, terinspirasi mengolah jahe menjadi manisan ala tahun 1960-an, yang resepnya tertulis di Majalah Mangle, itu merupakan bukti: betapa jahe sejatinya punya riwayat kehadiran yang benar-benar menembus lorong waktu (the time tunnel).
Dikutip dari Wikipedia, Sabtu, 3 Agustus 2024, tumbuhan yang kerap digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional ini, diketahui pertama kali ditulis di dalam buku berjudul Analek Konfusius, karya Kong Hu Tju, pada tahun 557-479 SM.
Baca juga: Menembus Waktu 62 Tahun Lalu: Praktek Membuat “Manisan Djahe” ala Mangle Oleh Teh Nata
Di dalam buku itu, antara lain tertulis, bahwa dirinya (Kong Hu Tju) tidak akan pernah menyantap hidangan apa pun yang tidak disertai jahe di dalamnya. Pernyataan ini, bisa jadi, karena pada masa itu, jahe sudah diketahui sebagai tumbuhan yang banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan.
Tanaman jahe
Adapun manfaat dan khasiat jahe bagi kesehatan diantaranya adalah:
Baca juga: Barometer Gaya Hidup Remaja Era ‘80-’90-an: Wajib Baca Hai!!!
~ Mengatasi masalah pencernaan
~ Mengatasi mual dan muntah
~ Mengontrol kadar gula darah
~ Memperkuat sistem kekebalan tubuh
~ Menurunkan berat badan
~ Meredakan nyeri haid
~ Mencegah kanker
~ Menyembuhkan nyeri sendi dan otot
~ Mencegah serangan jantung
~ Menurunkan kadar gula darah
~ Mencegah penyakit alzheimer
~ Menurunkan kolesterol
~ Mengurangi reaksi alergi
~ Mencegah penuaan dini
~ Mengatasi osteoarthritis
Baca juga: Kisah 60 Tahun Silam: Keramas Pakai Kulit Jengkol
Di luar khasiatnya bagi kesehatan itu, tumbuhan asli Asia Tenggara yang memiliki nama ilmiah: Zingiber Officinale ini, juga digemari karena rasanya yang dominan pedas, akibat mengandung senyawa keton bernama zingeron. Rasa ini pula yang kemudian diolah menjadi bumbu bagi beragam makanan dan minuman, yang memberi manfaat “menghangatkan” bagi siapa pun penikmatnya.
Manisan jahe, karya cipta Nata Sofia Rubianto
Di Tanah Air, hidangan berbahan dasar jahe sudah jadi konsumsi sehari-hari. Mulai dari berbagai jamu, hingga minuman semisal wedang jahe, bandrek, dan susu jahe (suhe), serta permen jahe, yang sangat mudah dibeli dan ditemui.
Baca juga: Resep Mangle Tahun 1965: Olah Biji Durian Jadi Kerupuk
Bila sekarang ragam makanan itu ditambahkan dengan varian baru, yakni manisan jahe, sekali lagi itu bukti: jahe memang tidak ada matinya. Mangga, ngagaleuh jahe (Silakan menikmati jahe)...!!! (*)
*) Kin Sanubary, pemerhati dan kolektor media lawas