SUKABUMITREN.COM - Seorang perempuan Indonesia, yang kini bermukim di Australia, menuliskan kesan menarik di akun FB-nya, @Turluki Taningdyah, perihal perjumpaan pertamanya dengan daging kanguru. Mantan wartawati di sejumlah media ternama di Jakarta, yang bersuamikan seorang lelaki Australia ini, menulis begini:
“Daging Kanguru
Beragam Daging kanguru dijual di banyak supermarket di Australia. Ada steak kanguru, sosis, Daging cincang dan banyak lagi.
Ini saya baru survey aja, lihat2 tapi belum beli.
Rasanya belum tega untuk masak daging kanguru, karena ingat kanguru binatang yang lucu. Tapi banyak teman suami yang saya bilang, daging kanguru itu enak banget.
Beda dengan daging merah lain. Terutama daging steak kanguru. Ah kapan2 saja deh cobanya."
Baca juga: Akhir Pekan di Pantai Citepus Palabuhanratu: Menikmati Debur Ombak dan Ikan Layur Bakar Pak Aji
Menilik tulisan di akun FB itu, terkesan benar: pengalaman pertama tak selalu mudah. Tidak gampang bagi Luki, demikian panggilan akrab perempuan Indonesia itu, untuk menyantap daging kanguru.
Wajar memang, jika Luki belum merasa siap menyantap daging satwa asli Benua Australia itu. Sebab, dikutip dari Wikipedia, Sabtu, 8 Juni 2024, berdasarkan survei pada 2008 juga terbukti, bahwa hanya 14.5 persen warga Australia yang memakan daging kanguru, setidaknya empat kali dalam satu tahun.
Bagi penikmatnya di Australia, daging ini umumnya tersedia dalam bentuk fillet, bistik, daging cincang, dan sosis. Banyak pula restoran di Australia yang kini menyajikan daging kanguru.
Walau tak banyak peminatnya di Australia, daging yang didapatkan dari berbagai spesies kanguru di Australia itu, telah diekspor ke lebih dari 55 negara di dunia. Pasar utama ekspor daging kanguru adalah Jerman dan Prancis. Daging ini juga dijual di Inggris.
Bisa dimengerti, bila tidak banyak warga Australia yang menyantap daging kanguru, berdasarkan hasil survei tahun 2008 itu. Salah satu penyebabnya, mungkin, adalah, karena daging ini selain dikonsumsi manusia, juga dijadikan makanan hewan peliharaan.
Jauh sebelumnya, daging kanguru sesungguhnya juga sudah merupakan sumber protein utama bagi Suku Aborigin di Australia, karena diketahui memiliki kandungan protein tinggi dan lemak yang rendah.
Kandungan “asam linoneat terkonjugasi” dari daging kanguru juga cenderung tinggi. Manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari daging ini, antara lain, anti karsinogenik, anti diabetes, dan mencegah obesitas.
Kanguru menjadi legal dikonsumsi di Australia Selatan sejak 1980. Sementara, di negara bagian lain di Australia baru dilegalisasi pada 1993.
Saat ini, peternakan kanguru juga telah ada di Australia, dan diyakini lebih ramah lingkungan dibandingkan peternakan sapi, serta lebih tahan terhadap kekeringan.
Namun, secara ekonomi, peternakan kanguru kurang diminati, karena biaya awal yang tinggi, dan tidak mampu bersaing dengan harga daging kanguru hasil buruan. (*)