INDRAMAYUTREN.COM - Setiap makhluk bernyawa, khususnya manusia, pasti akan menemui ajalnya. Baik tua ataupun muda, kematian tidak pernah mengenal usia.
Dalam hal ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menetukan takdir dan batas kehidupan manusia jauh sebelum dirinya terlahir di dunia.
Sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube resmi Ustadz Adi Hidayat, terdapat nasihat yang terkait batas kehidupan manusia di dunia.
Menurut ustadz yang kerap disapa UAH itu, semua yang menjalani kehidupan di bumi pasti memiliki batas waktu.
Baca juga: Sungguh Beruntung Orang yang Sering Puasa Senin Kamis, Ini Beberapa Keutamaannya
Di hadapan para jamaahnya, UAH menyinggung sebuah ayat di dalam Al Quran yang artinya,"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS Al A'raf: 34)
Dalam ayat tersebut, kata 'ajal' ditekankan untuk memberi kesan bahwa kehidupan di dunia ini bersifat sementara atau tidak abadi.
Saat seorang manusia telah meninggal dunia, maka artinya ajalnya sudah tiba untuk menjemput. Hidup di dunia tidak abadi, maka seseorang yang telah wafat akan berpindah ke tempat lain yaitu alam akhirat.
"Nah, pertanyaannya, ketika pindah ke tempat lain (akhirat) itu meninggalkan jejak yang baik tidak di dunia?" ucap Ustadz Adi Hidayat, dikutip Indramayu Tren Kamis, 7 Desember 2023.
Baca juga: Bisa Dijadikan Caption Instagram, Simak 7 Kalimat Bijak dan Inspiratif dari Ulama Quraish Shihab
Sebelum meninggalkan dunia yang fana ini, seorang Muslim telah diberikan bimbingan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk menyimpan jejak kenangan-kenangan yang baik sebagai bekal ke tempat barunya kelak.
"Itulah Indahnya Islam, datang baik-baik, pulang pun baik-baik," kata UAH sambil menyunggingkan senyuman.
UAH mengatakan, seorang bayi yang lahir ke dunia, dia menangis, tapi yang menyambutnya tersenyum bahagia karena kehadirannya.
Maka, inilah yang dimaksud awal atau kedatangan manusia di dunia, dimulai saat ia dilahirkan dari rahim seorang ibu.
Sementara sebaliknya, saat seseorang meninggal, maka dia yang tersenyum, sedangkan orang lain yang menangis karena kepergiannya.
Ruh manusia akan pergi dengan tenang karena sang mayit merasa bahagia meninggalkan jejak-jejak kebaikan, meski orang lain merasakan sedih karena kehilangannya.
"Selama hidup, kalau ingin dikenang punya nilai kebaikan bahkan sampai di alam kubur, maka buatlah semua aktivitas yang punya nilai manfaat," kata Ustadz Adi Hidayat. (*)