INDRAMAYUTREN.COM - Bagi seorang Muslim, dunia merupakan tempat persinggahan yang sementara. Sebab, tempat yang kekal dan abadi hanyalah di akhirat kelak.
Namun, sering kali manusia masih terjebak oleh kemilaunya dunia. Banyak orang yang berlomba-lomba mendapatkan ini dan itu hanya untuk memuaskan hasratnya di dunia yang fana.
Padahal, kalaulah manusia ingat bahwa dunia itu tak ada apa-apanya daripada akhirat, tentulah mereka tidak akan begitu berambisi dalam mengejar kesenangan dunia.
Dalam sebuah video ceramah yang diunggah di kanal YouTube resminya, Ustadz Adi Hidayat membagikan sebuah nasihat penting tentang kehidupan di dunia ini.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, dunia itu semu, sifatnya hanya sementara, dan tidak pasti. Kalaulah ada seseorang yang membedakan status sosial dengan orang lain, itu hanya istilah-istilah yang disematkan manusia saja.
"Ini kaya, ini miskin, yang ini punya jabatan, yang ini biasa-biasa. Itu istilah (yang dibuat) manusia, toh pada akhirnya semua (orang) kembali ke tempat yang serupa," tutur sang Ustadz yang dikutip oleh Indramayu Tren dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Kamis, 7 Desember 2023.
Ustadz Adi Hidayat juga menyinggung, mengistimewakan sesuatu yang akan hilang (urusan dunia) itu tidak ada kerjaan. Dunia akan lenyap, maka mengagungkan yang hancur dan bersifat fana rasanya biasa saja.
"Apa yang mau dibanggakan, sih?" tanya Ustadz Adi Hidayat kepada para jamaahnya, mencoba berinteraksi.
Baca juga: Bisa Dijadikan Caption Instagram, Simak 7 Kalimat Bijak dan Inspiratif dari Ulama Quraish Shihab
Satu hal yang menarik menurut Ustadz yang terkenal akan kepandaiannya itu, kelak ketika meninggal semua gelarnya sama yaitu 'Almarhum'. Kendati seseorang itu berbeda kasta di dunia, tetap saja nanti akan bergelar 'Almarhum'.
Maka, yang dipikirkan terkait perlombaan sejati bagi manusia seharusnya perlombaan untuk kehidupan yang abadi dan tidak fana, yaitu akhitat.
Sehingga, ketika seorang manusia mampu unggul dalam akhiratnya, ia akan unggul selamanya karena tidak ada kematian lagi setelah itu.
Ustadz yang kerap disapa UAH menegaskan, risalah Islam membimbing pengikutnya untuk berfikir lebih cerdas dan visioner. Ia berpesan, menjadi muslim itu mesti cerdas.
"Jadi Muslimin itu mesti cerdas. Beriman itu membuat Anda lebih pintar," kata UAH. (*)