SUKABUMITREN.COM - Kasus dugaan “penandukan” yang dilakukan oleh seorang petugas kepolisian terhadap seorang nelayan di Kelurahan Sulamu, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 24 November 2023, akhirnya selesai diperiksa dalam sidang disiplin di Polres Kupang, Kamis, 22 Agustus 2024.
Dalam sidang itu diputuskan, bahwa terlapor dalam kasus dengan nomor laporan: STPL/01/VII/2024/Propam tertanggal 3 Juli 2024 tersebut mendapat sanksi berupa teguran tertulis.
Sanksi yang didapat terlapor itu, berbeda dengan nasib yang dialami korban “penandukan”. Saat ini, korban justru tengah menjalani penahanan di Rutan Kelas II-B Kupang, terhitung sejak 8 Agustus 2024.
Kondisi TA saat terluka pada 24 November 2023
Korban tercatat atas nama Rustandy Tady, alias Tamdi Tadi (TA). Pada Kamis, 8 Agustus 2024, TA resmi ditahan Kejaksaan Negeri Kabupaten Kupang. Sesuai Surat Perintah Penahanan (Tingkat Penuntutan) Nomor: PRINT-268/N.3.25/Eoh.2/08/2024, yang ditandatangani Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kupang selaku Penuntut Umum, Muhammad Ilham, S.H, M.H, penahanan atas TA berlangsung selama 20 hari, mulai tanggal 8-27 Agustus 2024, di Rutan Kelas II-B Kupang.
Dalam surat yang sama, tertulis dasar penahanan atas nelayan kelahiran Mola Selatan, 9 Maret 1980, itu. Yakni: terdakwa TA diduga keras telah melakukan tindak pidana yang dapat dikenakan penahanan, dan dikhawatirkan akan melarikan diri, merusak dan menghilangkan barang bukti, dan atau mengulangi tindak pidana.
Penahanan atas TA ini berlangsung seiring dengan pelimpahan Berkas Perkara Pidana “Penganiayaan” Pasal 351 Ayat 1 KUHP yang sudah dinyatakan lengkap (P21) oleh jaksa penuntut Umum (JPU), dari penyidik Polres Kupang kepada Kejaksaan Negeri Kupang.
Baca juga: Korban tabrakan mobil pick-up box dan tronton sedang dirawat di RSUD Sekarwangi, Sukabumi
Sebelumnya, pada 4 Juni 2024, TA telah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polres Kupang, berdasarkan Surat Ketetapan tentang Penetapan Tersangka Nomor: S.Tap/38/VI/RES.1.6/2024/Satreskrim.
Penetapan sebagai tersangka atas TA itu, didasarkan atas peristiwa penganiayaan yang terjadi pada Jumat, 24 November 2023, sekitar pukul 23:00 WITA. Lokasi penganiayaan di depan rumah seorang warga bernama Arwin Kadodo di RT 013/RW 006, Kelurahan Sulamu, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, dengan korban bernama Jefri Ratu Pa.
Dalam wawancara via telepon Whatsapp (WA) pada Senin, 10 Juni 2024, TA mengungkapkan, bahwa pada 24 November 2023 itu berlangsung acara pernikahan di rumah Arwin Kadodo. “Di acara nikah yang saya juga hadir itu, terjadi perkelahian di belakang dekorasi antar-sesama orang Bajo, Arjan dan Oto,” kata TA.
Perkelahian itu tak berlanjut, karena menurut TA, ia lerai bersama para undangan lainnya. “Setelah itu, bubar. Kami kembali ke acara joget. Nah, di situ terjadi ribut lagi. Saya mau bantu lerai, tapi dihalangi polisi. Mulut saya dipukul sampai berdarah,” tutur TA.
Baca juga: Rekam Jejak Kreatif “The Singing Commodore”: Musik, Industri Rekaman, hingga Radio
Seingat TA, ketika itu banyak sekali orang yang berkelahi. “Saya tidak ingat orangnya satu (demi) satu. Apa ada yang mabuk atau tidak, saya tidak tahu,” ucap TA, yang seusai peristiwa itu langsung pergi berobat untuk menyembuhkan luka-luka di mulutnya. “Polisi juga yang antar saya ke puskesmas,” kata TA.
Sehari kemudian, pada 25 November 2023, TA dikabari perihal dirinya dilaporkan ke Polsek Sulamu. Pelapor adalah ibunda dari pemuda bernama Jefri Ratu Pa. “Padahal, saya tidak lihat anak itu (di lokasi),” kata TA. “Jadi, mana mungkin saya menganiaya dia,” cetus TA.
Namun, dalih TA itu tak membuat proses hukum berhenti. Laporan Polisi Nomor: LP/B/25/XI/2023/Polsek Sulamu/Polres Kupang/Polda NTT, Tanggal 25 November 2023, yang dibuat Ibunda Jefri Ratu Pa, terus berlanjut ke tahap penyidikan.
Selanjutnya, Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Sidik/30/IV/RES.1.6/2024/Satreskrim akhirnya terbit pada 25 April 2024. Dan, pada 4 Juni 2024, TA resmi ditetapkan sebagai tersangka, berdasarkan Surat Ketetapan tentang Penetapan Tersangka Nomor: S.Tap/38/VI/RES.1.6/2024/Satreskrim.
Sepekan setelah penetapan sebagai tersangka itu, yakni pada Selasa, 11 Juni 2024, TA diperiksa di Polsek Sulamu. Dalam pemeriksaan itu, TA mengaku tetap kukuh mengatakan tidak menganiaya Jefri Ratu Pa, karena pada saat yang sama justru tengah terluka berlumuran darah di mulutnya.
Pengakuan itu, menurut TA, dalam percakapan via telepon WA, seusai pemeriksaan di Polsek Sulamu, Selasa, 11 Juni 2024, selalu ia ucapkan pada tiga kali pemeriksaan sebelumnya, saat dirinya belum ditetapkan sebagai tersangka.
Baca juga: Setelah Sempat Bentrok, Pengemudi Ojol dan Angkot Sepakat Berdamai di Polres Sukabumi Kota
“Sampai kapan pun, saya akan mengaku seperti itu,” tegas TA. Mengingat statusnya kini telah resmi terdakwa dan ditahan di Rutan Kelas II-B Kupang, maka pengakuan itu sepertinya baru bisa diungkapkan TA saat sidang perkaranya nanti di Pengadilan Negeri Kupang. (*)