SUKABUMITREN.COM - Pelatihan Budidaya Ikan Metode Spesifikasi Bioflok bagi 30 orang asli Papua (OAP) yang dimulai sejak 29 Juli 2024 di Pandawa Farm & Fisheries, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu, 3 Agustus 2024, resmi berakhir. Pembekalan materi pada hari terakhir diberikan oleh Dian Kustiadi, pimpinan sekaligus pemilik Pandawa Farm & Fisheries, yang berlokasi di Desa Gunung Tua, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang.
Materi yang disampaikan Dian kepada peserta pelatihan, adalah mengenai peningkatan nilai jual ikan, dan membangun jiwa enterpreuner. Menurut Dian, materi itu diberikan, karena salah satu tujuan pelatihan ini adalah memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai cara meningkatkan nilai jual ikan. Pelatihan ini, menurut Dian, tidak hanya mengajarkan teknik pemeliharaan ikan, namun juga strategi pemasaran modern, dan konsep bisnis yang saling menguntungkan.
Baca juga: Kembangkan Kewirausahaan di Papua Tengah, 30 OAP Ikuti Pelatihan Budidaya Perikanan di Subang
Dian mengungkapkan, ada beberapa teknik yang bisa diterapkan untuk meningkatkan nilai jual ikan. "Kami menggunakan Facebook, Instagram, dan media sosial lainnya untuk memasarkan produk kami. Selain itu, kami juga mengembangkan konsep berbagi keuntungan dengan orang lain. Kami menyediakan ikan dan tempatnya, lalu bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki lokasi strategis. Konsep ini menguntungkan kedua belah pihak,” tutur Dian.
Dian juga mengutarakan perihal cara pengolahan ikan. Salah satunya adalah membuat ikan nila bumbu kuning. “Ini adalah salah satu cara kami untuk memberikan nilai tambah pada produk ikan, sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen,”ungkap Dian.
Baca juga: Analisa Data dan Fakta Kasus Sengketa Tanah di Makassar: Ahli Waris Tjoddo vs Mafia Tanah dan PT ICC
Salah satu peserta perempuan dari Nabire, Papua Tengah, Nurdiana Yohana Dorasila, menyatakan kepuasannya atas keikutsertaannya dalam pelatihan ini. “Kami berharap, ilmu yang didapatkan di sini bisa kami kembangkan di daerah kami, dan membuka peluang pekerjaan bagi teman-teman,” kata Nurdiana.
Harapan yang sama juga diutarakan Kabid Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi, Energi, dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah, Yan Taribaba, S.Sos, M.Pd, yang ikut mendampingi peserta pelatihan. Yan mengaku optimis, pelatihan ini bisa memberikan manfaat bagi warga Provinsi Papua Tengah.
Baca juga: 31 Juli 2024, Gereja Santo Ignatius Cimahi Rayakan Pesta Nama Pelindung Gereja ke-116 Tahun
“Melalui pelatihan ini, diharapkan bisa mengembangkan masyarakat transmigrasi, agar bisa lebih berkembang, dengan peningkatan SDM, melalui pelatihan kewirausahaan ini. Para peserta bisa mengadopsi teknologi budidaya yang ada, agar dapat memaksimalkan sumber daya yang ada di Papua Tengah,” ujar Yan.
Yan juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. "Secara umum dan pribadi, kami sangat senang dengan pelatihan bioflok ini. Ini adalah teknik perikanan yang sangat baik. Selama tujuh hari pelatihan, kami melihat semua hal yang disampaikan dan dilaksanakan sangat baik untuk membantu peserta pelatihan. Kami berharap ilmu ini bisa dikembangkan di Provinsi Papua Tengah, dan menjadi sumber penghidupan bagi keluarga mereka,” kata Yan.
Sebagai penanggung-jawab pelatihan dan Kepala Bidang Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi, Energi, dan Sumber Daya Mineral Provinsi Papua Tengah, Yan merasa sangat puas dengan materi yang diberikan selama pelatihan, meskipun waktu pelatihan berlangsung cukup singkat.
“Kami berharap, ilmu yang diperoleh di tempat pelatihan ini dapat diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut di Papua Tengah,” tegas Yan. (*)