SUKABUMITREN.COM - Sesosok mayat perempuan pada Selasa pagi, 28 Mei 2024, sekitar pukul 08:10 WIB, ditemukan terapung di perairan laut belakang Hotel Bayu Amarta, Palabuhanratu, Sukabumi. Ketika ditemukan, korban terlihat mengenakan kaos lengan warna orange, celana panjang warna hitam, dan tidak ditemukan luka-luka di tubuhnya.
Selanjutnya, jasad korban dibawa petugas Sat Pol Airud Polres Sukabumi ke RSUD Palabuhanratu untuk menjalani visum et revertum. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui, korban bernama Sri Zumaeriyah, 62 tahun, warga Kompleks LP Wanita, RT 001/ RW 004, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten, yang sehari-hari berprofesi sebagai pensiunan.
Seorang saksi mata, yang juga karyawan Hotel Bayu Amarta, bernama Asep Mulyana, mengatakan, penemuan mayat itu pertama kali dilaporkan oleh tamu Hotel Bayu Amarta kepada dirinya.
Baca juga: 3 Hari Hilang di Sungai Cicatih Sukabumi, Bocah Lelaki 12 Tahun Ditemukan Meninggal Dunia
“Awalnya, pagi itu, ada tamu yang lihat, bilang gini, 'Kayaknya itu mayit, Pak'. Kemudian, saya langsung laporan ke Polairud. Saya datang itu jam 8 (pagi). Berarti kejadiannya pagi,” kata Asep.
Pegawai Hotel Bayu Amarta berusia 56 tahun ini mengungkapkan pula, bahwa di sekitar lokasi, saat itu, ditemukan juga tiga buah jerigen, yang posisinya berada di bawah karang pantai, dan terapung di tengah laut.
Diduga, korban adalah korban kecelakaan di laut. Sebelum ditemukan meninggal, korban ditengarai sedang mengambil air laut dengan menggunakan jerigen warna putih ukuran lima liter di atas karang Hotel Bayu Amarta. Saat itu, tiba tiba datang ombak dan gelombang besar, yang mengakibatkan korban terjatuh atau terpeleset ke laut, dan kemudian tenggelam.
“Kalau saya enggak tahu persis (kronologi meninggalnya). Tapi, kayaknya mau mengambil air (laut). Soalnya, emang di situ ada jerigen. Iya, di situ, di bawah (karang), ada jerigen satu, terus terapung (di laut) ada dua,” ungkap Asep, yang mengaku merasa janggal dengan kondisi jasad korban, yang ketika ditemukan sudah terapung di laut. Padahal, korban saat itu diketahui belum lama tenggelam di laut, usai terseret ombak.
“Terseret ombaknya belum lama, katanya. (Ditemukan) udah terapung. Yang anehnya, kalau memang barusan (terseret ombaknya), tidak langsung terapung. Biasanya tenggelam. Tapi, (mayat) itu terapung,” kata Asep. (*)