SUKABUMITREN.COM - Sesosok mayat laki-laki pada Senin, 2 Desember 2024, sekitar pukul 08:00 WIB, ditemukan tersangkut di pintu air PLTA Ubrug, Kampung Cikuya, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Saat ditemukan pertama kali oleh Nano, penjaga pintu air itu, wajah mayat ini terlihat rusak, dan ada luka di bagian lehernya.
“Awal ceritanya, pas diangkat pintu air ini, kirain saya teh arus ya biasa. Tapi, pas diangkat, Allahu Akbar, mayat. Laki-laki, mukanya rusak, lehernya kayaknya luka. Kebetulan ada RW juga di sini,” tutur Nano.
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update ke 31
Setelah dilaporkan kepada aparat desa setempat, mayat laki-laki ini kemudian dievakuasi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, bersama Polsek Cibadak dan Koramil Cibadak, ke RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Mayat dievakuasi ke RSUD Sekarwangi
Di rumah sakit ini pula akhirnya diketahui identitas mayat itu. Yakni Sodin Bin Karna, kelahiran Sukabumi, 8 September 1944, pekerjaan buruh harian lepas, yang bersama keluarganya tinggal di Kampung Nagrak, RT 001/RW 008, Desa Nagrak Selatan, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.
Identitas mayat ini diketahui setelah ada warga bernama Ujang Saepudin datang ke RSUD Sekarwangi, dan mengaku sebagai anak korban. Ujang mengatakan, korban sudah tiga hari dicari keluarganya, sejak pergi meninggalkan rumah pada Sabtu pekan lalu, 30 November 2024, selepas subuh, sekitar pukul 04:00 WIB.
“Berangkat dari rumah subuh, jam empat lebihlah. Ngomongnya mau ke atas sebentar. Ditunggu beberapa menit, beberapa jam, nggak ada (pulang ke rumah). Terus dicari ke mana-mana, nggak ada (juga). Sudah tiga hari (dicari). Sabtu, Minggu, Senin. Tiga hari ini. Ciri-cirinya benar begitu,” kata Ujang.
Ujang Saepudin, anak korban
Baca juga: Film “Senyum di Pagi Bulan Desember”: Wajah Manis Ujung Tahun Indonesia Setengah Abad Silam
Ujang mengatakan, ketika berangkat dari rumah, korban mengenakan pakaian yang mirip dengan pakaian yang melekat di tubuh korban, saat ditemukan di pintu air PLTA Ubrug. “Pertama berangkat pakai sweater hijau, pakai kaos Filla, celana hitam, kopiah hitam,” ucap Ujang.
Ciri-ciri di tubuh korban pun sama dengan yang diketahui keluarga selama ini. “Ciri-cirinya sudah pas,” kata Ujang, yang mengaku telah mengikhlaskan kepergian korban, sehingga menolak dilakukan autopsi atas jenazah korban.
Baca juga: Info Lowongan Kerja Update ke 30
“Enggak (izinkan diautopsi). Saya sudah ikhlas aja. Gimanapun juga, nggak mau diautopsi,” tegas Ujang. (*)