SUKABUMITREN.COM - Hingga Minggu malam, 26 Mei 2024, bocah lelaki berusia 12 tahun, bernama Satria Jibran Destiawan Saputra, belum juga ditemukan, sejak diketahui hanyut dan tenggelam di Sungai Cicatih, yang mengalir di wilayah RT 03/RW 01, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Memet dan Yarwati itu, diketahui hanyut dan tenggelam di Sungai Cicatih pada Minggu siang, 26 Mei 2024, sekitar pukul 13:00 WIB. Saat berita ini ditulis pada pukul 18:20 WIB, kondisi di lokasi hilangnya korban sudah mulai gelap. Arus air Sungai Cicatih pun masih sangat deras, sehingga menjadi kendala tersendiri dalam pencarian korban.
Baca juga: Hanyut Tenggelam di Sungai Cicatih Sukabumi Sejak Minggu Siang, Bocah 12 Tahun Belum Ditemukan
Koordinator Pos Basarnas Sukabumi, Suryo Adianto, mengatakan, ada 30 personil dari berbagai dinas terkait yang dikerahkan untuk pencarian korban. Pihaknya pun telah menggunakan drone dan perahu rafting untuk memudahkan jalannya pencarian. “Namun, sampai saat ini, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan korban,” ujar Suryo.
Ditambahkan oleh Suryo, operasi pencarian akan terus dilakukan hingga tujuh hari ke depan. “Sesuai SOP (Standard Operasi dan Prosedur), pencarian akan terus kami laksanakan sampai tujuh hari ke depan,” tegas Suryo, yang mengaku mendapat informasi tentang hilangnya korban pada Minggu siang. Saat itu, korban yang dikabarkan hanyut terbawa arus Sungai Cicatih berjumlah dua orang.
“(korban) yang pertama adalah Saudara Satria, dan (korban) yang kedua bernama Saudara Angga. Saudara Angga berhasil selamat karena (tubuhnya) tersangkut bebatuan, sedangkan Saudara Satria sampai saat ini masih hilang dan belum berhasil kami temukan,” ungkap Suryo.
Korban sendiri diketahui sehari-hari tinggal di Kampung Babakan Sirna, RT 04/RW 04, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak. Seorang teman korban yang bernama Arkan mengatakann, sebelum tenggelam, dirinya bersama korban dan tiga temannya yang lain sengaja berenang di Kali Jawa.
Saat itu, kondisi air kali tengah meluap, akibat hujan yang terus turun sejak Jumat dan Sabtu, 24 dan 25 Mei 2024. Ketika tengah berenang itulah, korban yang diduga tidak bisa berenang, hanyut dan tenggelam di Kali Jawa.
“Saya dan teman-teman sudah berusaha menolong, tapi tidak (berhasil), karena (arus) air kalinya sangat kuat,” kata Arkan, yang kini berusia delapan tahun.
Kepala Desa Tenjojaya, Zamaludin Aziz, membenarkan kesaksian Arkan, perihal derasnya arus air di Kali Jawa. “Maka, saya selalu ingatkan orangtua, agar mengawasi anak-anaknya. Kali ini bukan tempat untuk main-main, apalagi dengan kondisinya saat ini yang sedang sangat deras arus airnya,” ujar Zamaludin.
Ditambahkan Zamaludin, pihaknya dibantu petugas dinas terkait akan terus melakukan pencarian atas korban. “Semoga (korban) bisa segera ditemukan,” kata Zamaludin. (*)