SUKABUMITREN.COM - Delapan hari lalu, Kamis, 3 Oktober 2024, menjelang tengah malam, nasib malang menimpa Aja Suryana. Tas merah yang melekat di tubuhnya dijambret tiga lelaki yang mengendarai satu sepeda motor di Jalan Suryakencana, di kawasan Leuwigoong, Kampung Pojok, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Di dalam tas itu, menurut Aja, tersimpan sejumlah perhiasan emas serta uang Rp 50.000. “Ada gelang, cincin, gelang kaki, kalung, giwang, sama uang gocap (Rp 50.000),” kata Ajat, yang bersama keluarganya tinggal di Kampung Pamuruyan, RT 01/RW 01, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Aja dan istrinya, korban penjambretan
Aja dan istrinya pada malam kejadian itu masih berada di jalanan, karena pekerjaan utama pasangan ini adalah mencari dan memulung barang-barang rongsokan yang masih bisa dijual kembali. Uang hasil penjualan itu disimpan dan ditabung, guna kemudian dibelikan perhiasan emas.
Perhiasan itu disimpan Aja di dalam tas berwarna merah, yang selalu ia bawa ke mana pun pergi, karena khawatir hilang diambil orang. Tak disangka, perhiasan ini akhirnya malah hilang dijambret tiga penjahat di Jalan Suryakencana, Cibadak, saat Aja dan istrinya tengah mencari dan memulung barang-barang rongsokan di tepi jalan nasional itu.
“Yang satu turun, yang dua nungguin (di sepeda motor). Yang satu njambret tas dari belakang,” ujar Aja, yang mengaku tidak berteriak minta tolong pada saat itu, karena takut ketiga pelaku membawa senjata tajam.
“Mau teriak, takut, karena khawatir orangnya bawa sajam. Orangnya pakai kupluk (penutup kepala), lari ke arah Sukabumi, sambil bawa tas merah punya saya,” urai Aja.
Aja tidak berani teriak minta tolong
Kala peristiwa itu terjadi, lampu penerangan jalan umum (PJU) di Jalan Suryakencana, Cibadak, dalam kondisi tidak menyala, alias mati. Sehingga, tak hanya sepi, keadaan di jalan itu juga gelap gulita. Kondisi serupa juga terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cibadak. PJU di jalan nasional ini mati pada malam hari.
Akibat matinya PJU di dua jalan nasional itu, maka bila malam tiba, kondisi di Jalan Suryakencana dan Jalan Perintis Kemerdekaan, Cibadak, pun praktis gelap gulita. Penerangan di dua jalan nasional itu hanya mengandalkan lampu di teras toko atau halaman rumah yang terletak di tepi kanan dan kiri jalan, serta lampu kendaraan yang melintas.
Kondisi Jalan Suryakencana, Cibadak, pada malam hari
Situasi ini tak hanya rawan bagi kendaraan, namun juga bagi warga. Kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Demikian pula aksi kejahatan, sebagaimana dialami Aja dan istrinya. Pasangan ini mengaku menderita kerugian sekitar Rp 6 juta, akibat aksi penjambretan itu.
“Saya sudah ikhlaskan,” ucap Aja, yang mengaku tak mau melapor ke polisi. “Nggak mau (melapor ke polisi). Takut merepotkan,” ucap Aja. (*)