SUKABUMITREN.COM - Musibah yang dialami Muhammad Ramdani disambut rasa duka mendalam oleh keluarganya. Remaja berusia 13 tahun ini meninggal, setelah sepeda motor yang dikendarainya terserempet kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Kampung Kaum Kaler, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin, 1 Oktober 2024, sekitar pukul 15:30 WIB.
Sehari-hari, bersama keluarganya, pelajar Kelas 1 SMP di sebuah pesantren itu tinggal di Kampung Pondok Tusuk, RT 03/RW 08, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Sebelum terjadinya musibah itu, korban diketahui pergi dari rumah untuk menonton pertandingan sepakbola.
Baca juga: Tabrak Kereta Api Bogor-Sukabumi, Pengendara Sepeda Motor Berusia 13 Tahun Meninggal Dunia
“Jadi, korban itu pertamanya mau nonton bola. Pas pulang, dapat kabar katanya ketabrak (kereta api), karena (di lokasi tabrakan) tidak ada palang pintu, kata masyarakat di sana,” ungkap paman korban, Suladiyasa.
Suladiyasa, paman korban
Ketika musibah terjadi, korban tengah mengendarai sepeda motor Honda Beat warna hitam, dengan nomor polisi F-6280-FCA, dari arah Jalan Raya Nasional menuju Ciheulang. Saat itu, melintas juga kereta api dari arah Bogor menuju Sukabumi.
Saksi mata di lokasi kejadian bernama Hera, mengatakan, sebelum kereta api itu melewati perlintasan tanpa palang pintu ini, sebuah mobil sempat melintas di tempat itu.
“Saya sudah memastikan, tidak ada kendaraan lain setelah mobil itu lewat, terutama (sepeda) motor. Saya berdiri dan melihat ke segala arah, semua tampak aman. Namun, begitu saya duduk, tiba-tiba ada (sepeda) motor yang melaju kencang,” ujar Hera.
Baca juga: Dikeroyok dan Dianiaya 4 Remaja di Cikole Sukabumi, Pemicu Peristiwa Ternyata Korban Sendiri
“Saya sempat teriak, ‘Kereta, kereta!’. Tapi, pengendara (sepeda) motornya sudah tidak bisa menghentikan (laju) kendaraannya itu,” kata Hera.
Korban dan sepeda motornya
Setelah kecelakaan itu, warga setempat segera datang menolong korban. Dengan menggunakan mobil terdekat, korban langsung dibawa warga ke RSUD Sekarwangi, Cibadak. Menurut dr. Rizky Ramadhan, yang menangani korban, kondisi korban saat tiba di RSUD Sekarwangi itu sudah shock.
Baca juga: Keroyok dan Aniaya Pengendara Sepeda Motor, 4 Remaja Belasan Tahun Diamankan Polres Sukabumi Kota
“Memang, pada saat datang itu udah shock, kita bilang ya. Tensinya sudah turun. Kemudian, pasiennya juga gelisah, dan sudah tidak ada respon,” tutur Rizky.
“Dilakukan (pertolongan) pertama sih untuk penanganan shock-nya. Dimasukkan cairan. Kemudian, dilakukan pemeriksaan awal. Dicek luka-lukanya mana saja. Tapi, ternyata, sudah masuk cairan, tensinya masih rendah, masih turun,” urai Rizky.
Baca juga: Cuaca Ekstrim Landa Sukabumi, Rumah Warga 4 Desa dan Lapas di Kecamatan Warungkiara Rusak
Selanjutnya, menurut Rizky, pihak medis berupaya melakukan resusitasi. “Tetapi, hasilnya, responnya kurang bagus. Ternyata, kondisinya masih turun, ternyata henti napas. Jadi, pasien (akhirnya) dinyatakan meninggal sekitar pukul 17:45,” ungkap Rizky.
dr. Rizky Ramadhan di RSUD Sekarwangi
Atas musibah yang dialami keponakannya itu, paman korban, Suladiyasa, mengutarakan harapannya, agar perlintasan tanpa palang pintu itu segera diperbaiki kondisinya.
Baca juga: Cari Bibit Pecatur Anak Jalanan, Cibadak Catur Club Rutin Gelar Pertandingan di Emperan
“Harapannya dibenerin, karena sangat berisiko buat ke depannya. Agar ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa. Anak (pekerja) pabrik dan anak sekolah, setiap pagi kan banyak (melintasi) tempat itu. Saya keinginannya diperhatikan pemerintah (kondisi perlintasan itu),” kata Suladiyasa. (*)