SUKABUMITREN.COM - Jembatan gantung di Sungai Cikaso, penghubung Kecamatan Lengkong dan Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, yang terputus sejak 29 Juni 2024, hingga kini belum juga selesai diperbaiki.
Ketika dilihat kondisinya pada Jumat, 30 Agustus 2024, terlihat di ujung jembatan gantung itu sebuah spanduk pengumuman bertuliskan: “Jembatan ini dalam proses perencanaan dan akan segera diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi”.
Akibat belum selesainya proses perbaikan atas jembatan gantung itu, maka warga Kecamatan Lengkong dan Jampangtengah kini terpaksa menyeberangi Sungai Cikaso melalui sebuah jembatan bambu darurat, yang diikat tali seadanya.
Sejatinya, jembatan bambu yang kabarnya sudah ada sejak tahun 2004 ini, hanyalah diperuntukkan bagi pejalan kaki. Namun, warga yang mengendarai sepeda motor pun kini kerap berlalu-lalang melintasi jembatan bambu itu, karena bisa memotong waktu tempuh dibanding harus memutar melalui jalan lain.
Baca juga: Sambut Hari Polwan ke-76, Kapolres Sukabumi Kota Gelar Bakti Religi di Masjid, Vihara, dan Gereja
“Selisihnya bisa sampai satu jam,” ujar Asep Suryana, warga Kecamatan Lengkong, yang sehari-hari bekerja sebagai guru SMK Master Teknologi di Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah.
Pengakuan serupa juga diutarakan Ani. Setiap hari, ibu rumah tangga yang tinggal di Kampung Bantar Panjang, Desa Bantar Panjang, Kecamatan Jampangtengah, ini harus mengantarkan anaknya ke Sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Kampung Bantarsari, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong.
Baca juga: Apel Pagi Sat Lantas Polres Sukabumi, Kapolres Beri Penghargaan Kepada 4 Anggota Berprestasi
“Kalau lewat jembatan (bambu) ini, paling lama 10 menit dari rumah sudah bisa sampai ke sekolah anak saya. Tapi, kalau memutar lewat jalan biasa, waktunya bisa sampai satu jam, karena jarak tempuhnya jadi nambah sekitar enam kilometer,” tutur Ani.
Saat ditemui di ujung jembatan bambu itu, Ani terlihat duduk bersama anaknya di atas sepeda motor. Ia mengaku menunggu orang yang mau membantunya menyeberangkan sepeda motornya melalui jembatan bambu itu.
Baca juga: Diduga Dibacok Sesama Pelajar, Seorang Pelajar Kelas 9 SMPN 1 Cicurug Sukabumi Meninggal Dunia
“Takut kalau nyebrang sendiri. Anak saya kan masih kecil, baru Kelas 1 di Madrasah Ibtidaiyah. Khawatir jatuh (ke Sungai Cikaso) aja kalau naik motor sendiri lewat jembatan (bambu itu),” kata Ani.
Baik Ani maupun Asep pun sama-sama berharap, agar jembatan gantung yang putus dan kini ditutup itu bisa selekasnya diselesaikan perbaikannya. “Ya, tolong cepet diperbaiki aja,” ucap Ani. “Anggarannya kan sudah ada. Jadi, semoga saja bisa segera selesai diperbaiki,” ujar Asep.
Ani (atas) dan Asep Suryana
Baca juga: Temui Korban Kebakaran di Desa Jayanti Sukabumi, Kapolsek Palabuhanratu Berikan Bantuan Sosial
Mengingat sebentar lagi September, bulan yang diyakini kerap mengawali datangnya musim hujan, maka perbaikan atas jembatan gantung itu tidak bisa ditunda-tunda lagi penyelesaiannya.
Sebab, melintasi jembatan bambu darurat itu pada musim hujan jelas berisiko tinggi, karena kondisinya dipastikan sangat licin, dan di bawah jembatan mengalir deras air Sungai Cikaso. (*)