SUKABUMITREN.COM - Nadia dan Rivaldi Nur Fajrial tentu tak pernah menduga, bila setelah naik ke Kelas 5 di SDN Ciaripin, mereka harus belajar menuntut ilmu dengan duduk di lantai panggung sekolahnya itu, yang berlokasi di Desa Munjul, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi.
Sejak satu tahun lalu, ruang Kelas 5 di sekolah ini rusak berat dan tidak bisa digunakan lagi. Kondisi yang sama juga terjadi atas meja dan kursi di dalam kelas tersebut.
Baca juga: Rekam Jejak Kreatif “The Singing Commodore”: Musik, Industri Rekaman, hingga Radio
Alhasil, sejak awal semester pada Juni 2024 lalu, bersama 40-an teman sekelasnya, Nadia dan Rivaldi harus mengikuti pelajaran setiap hari dengan duduk di lantai panggung sekolahnya itu.
“Karena kelas rusak,” ucap Nadia, Rabu, 21 Agustus 2024, ketika ditanya perihal penyebab dirinya sampai harus belajar dengan duduk di lantai begitu.
“Karena kelas rusak,” demikian pula kata Rivaldi pada waktu yang sama, tentang kondisinya yang harus belajar dengan duduk di lantai panggung sekolah. “Kalau capek (duduk di lantai), ya berbaring,” tambah Rivaldi, saat ditanya mengenai letih-tidaknya belajar dengan duduk di lantai begitu.
Nadia (atas) dan Rivaldi Nur Fajrial, murid Kelas 5 SDN Ciaripin, Sukabumi
Hingga Rabu, 21 Agustus 2024, tampak belum ada perbaikan apa pun atas ruang Kelas 5 yang rusak itu. Cukup dilihat dari kejauhan saja, sudah bisa langsung terlihat, betapa memang tidak layak pakainya ruang Kelas 5 itu.
Bangunannya terlihat miring, dengan jendela kaca berlubang, sehingga sangat berbahaya bila digunakan untuk keperluan belajar-mengajar para guru dan murid Kelas 5 tersebut.
“Waktu semester lalu, ruang kelas masih dipakai, walau dipaksakan. Mulai semester ini, karena kondisi kelasnya sudah sangat parah, maka murid-murid Kelas 5 terpaksa dialihkan ruang belajarnya ke panggung ini,” tutur Ade Wahyudi, guru PAI di SDN Ciaripin.
Baca juga: Setelah Sempat Bentrok, Pengemudi Ojol dan Angkot Sepakat Berdamai di Polres Sukabumi Kota
Senada dengan Ade, Kepala Sekolah SDN Ciaripin, Ismat, S.Pd, juga membenarkan kerusakan atas ruang Kelas 5 di sekolah yang dipimpinnya itu.
“Sejak saya datang ke sini pada tahun 2002, kondisi bangunan di sekolah ini sudah banyak yang rusak. Saya kemudian mengusulkan perbaikan ke Dinas (Pendidikan Kabupaten Sukabumi), dan mendapat bantuan (pembangunan) satu lokal kelas,” ungkap Ismat.
Saat ini, menurut Ismat, pihaknya juga sudah kembali mengusulkan perbaikan ruang Kelas V yang rusak itu, beserta pembangunan perpustakaan dan WC untuk murid-murid sekolah. Rencananya, pada Rabu, 20 Agustus 2024, atau paling lambat Jumat, 22 Agustus 2024, pesanan kursi dan meja kelas akan tiba di sekolah itu.
“Tapi, saya masih akan lihat dulu, apa kursi dan meja itu bisa ditaruh dalam kelas, karena dikhawatirkan hilang. Kemungkinan, akan kita simpan dan gunakan untuk belajar murid di mushola sekolah,” ujar Ismat.
Ismat berharap, usulan perbaikan ruang Kelas V yang diajukannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, bisa selekasnya dikabulkan dan direalisasikan.
“Kasihan anak-anak. Mereka harus belajar di lantai panggung sekolah, karena ruang kelasnya rusak. Andai dipaksakan belajar dalam kelas (yang rusak itu), mungkin bisa. Tapi, saya khawatirkan keselamatan anak-anak ini,” tegas Ismat. (*)