SUKABUMITREN.COM - Bertepatan dengan Idul Adha, Senin, 17 Juni 2024, pemandangan yang mengganggu mata terlihat di tepi Jalan Raya Bagbagan - Pajampangan, atau tepatnya di bahu jalan dekat Jembatan Bagbagan, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Tumpukan sampah tampak berserakan di tempat itu. Kondisi tak elok ini mengundang hadirnya sebuah spanduk berlatar belakang warna merah, dengan narasi kata-kata yang sangat pedas, dan menyindir pelaku pembuang sampah di salah satu jalan utama menuju kawasan wisata Geopark, Ciletuh, tersebut.
“Hanya monyet yang buang sampah sembarangan,” demikian kata-kata sindiran yang tertulis di spanduk itu.
Nanan Afon, warga Kampung Mariuk, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, yang ditanya perihal spanduk itu, mengaku tidak mengetahui sosok pemasangnya.
“Siapa yang memasang spanduk, saya kurang tahu. Tapi, sepertinya tidak dipatuhi,” kata Nanan. “Itu bukan (sampah yang dibuang) warga Mariuk maupun Cihurang. Itu sampah entah dari kampung mana,” ujar Nanan pula.
Sekilas, tumpukan sampah ini terlihat seperti sengaja dikumpulkan dan kemudian dibuang pelaku ke tempat itu. Tampak sampah tersebut berada di dalam karung-karung berukuran besar.
Padahal, selain spanduk itu, di tempat tersebut juga sudah ada papan peringatan larangan buang sampah, yang dibuat oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Jaga Keamanan Malam Takbiran, Kapolres Sukabumi Kota Patroli Skala Besar Bersama Forkopimda
"Beberapa kali saya memergoki pembuang sampah di lokasi ini. Bahkan, sampai saya kejar. Maksudnya, mau saya tegur, karena lokasi ini akses utama ke jalur wisata. Enggak enak dilihat dan mengeluarkan bau tak sedap," tutur Nanan.
Senada dengan Nanan, warga lainnya yang bernama Ence Anem juga mengaku tidak tahu, siapa yang memasang spanduk itu. Seingat Ence, spanduk itu sudah terpasang beberapa hari lamanya.
“Entah, siapa yang memasang (spanduk), (saya) kurang tahu. Tapi, memang sepertinya diabaikan. Padahal, sudah jelas kalimatnya. Bisa jadi, yang membuang sampahnya memang monyet,” cetus Ence, kesal.
Ence berharap ada solusi dari DLH Kabupaten Sukabumi, terkait persoalan sampah tersebut. "Sudah lama warga mencari solusi melalui pihak desa setempat. Namun, belum juga ada jawaban," kata Ence.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, Subkordinator Bidang Pengangkutan Sampah, DLH Kabupaten Sukabumi, Endang Suherman, mengaku sempat akan menempatkan kontainer penampung sampah di tempat itu.
Namun, menurut Endang saat itu, penempatan kontainer itu masih terkendala pada penyiapan lahannya. “Masalah sampah di Jembatan Bagbagan (itu) sudah (dibahas) sejak beberapa tahun yang lalu. Kita sudah sepakat antara DLH, desa, dan kecamatan, mau menempatkan bak kontainer yang besar. Isinya lumayan besar ya, bisa sampai enam kubikan. Hanya kita kesulitan mencari lahannya,” ujar Endang. (*)